I. Jaringan datar ( horizontal) dan jaringan hirarkikal
I. Jaringan datar ( horizontal) dan jaringan hirarkikal
A. Jaringan Datar (Horizontal)
Jaringan datar (Horizontal) Merupakan jaringan yang mana setiap perangkat device memiliki kedudukan yang sama, artinya berada pada level yang sama, sebagai contoh adalah jaringan peer to peer, jaringan LAN merupakan sebuah penerapan dari jaringan Datar (horizontal) yang mana setiap perangkat keras jaringan (device) memiliki hak yang sama didalam jaringan tersebut.
Sistem pengkabelan horizontal terdiri dari kabel-kabel yang tersusun secara horizontal, terminasi mekanikal, dan patch cords (jumper). Pengertian horizontal disini adalah sistem pengkabelan akan berjalan secara horizontal baik diatas lantai ataupun di bawah atap.
B. Jaringan Hirarkikal
Jaringan Hirarkikal adalah sebuah jaringan yang terdiri dari beberapa level ( tingkat ) dengan fungsi dan hak akses yang berbeda-beda. dimana terdapat beberapa perangkat device yang memiliki hak untuk mengatur perangkat / device yang lain yang berada dilevel bawahnya.
Pengalamatan jaringan merupakan suatu metode pengalamatan IP yang bertujuan untuk mengatur alamat suatu komputer yang terhubung dalam jaringan global maupun lokal. Pengalamatan jaringan juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi sebuah komputer dalam suatu jaringan atau dalam sebuah jaringan internet.
II. Pengalamatan jaringan hirarkikal
PENGALAMATAN IP
Pengalamatan IP adalah pengindetifikasian dengan angka yang di berikan ke setiap mesin di dalam jaringan IP. Pengalamatan IP digunkan untuk menunjukkan lokasi spesifik. Dari alat di dalam jaringan
Alamat Ip adalah alamat softwere, bukan alamat hardware yang terpatri kedalam network interfase Card (NIC) dan digunakan untuk menemukan Hots pada jaringan lokal.
Pengalamatan IP adalah pengidentifikasian dengan angka yang diberikan setiap mesin di dalam jaringan IP. Pengalamatan IP digunakan untuk menunjukkan lokasi spesifik dari alat di dalam jaringan. Alamat IP adalah alamat software, bukan alamat hardware yang terpatri ke dalam Network Interface Card (NIC) dan digunakan untuk menemukan host pada jaringan lokal. Pengalamatan IP ditujukan untuk memungkinkan host di dalam sebuah jaringan bisa berkomunikasi dengan host pada jaringan yang berbeda, tanpa mempedulikan tipe dari LAN yang digunakan oleh host yang berpartisipasi.
TERMINOLOGI IP
- Bit, satu bit sama dengan satu digit yang bernilai 1 atau 0.
- Byte, satu byte sama dengan 7 atau 8 bit yang bergantung apakah menggunakan parity.
- Octet, terdiri atas 8 bit yang merupakan bilangan biner 8 bit umumnya.
- Alamat Network, digunakan dalam routing untuk menunjukkan pengiriman paket ke remote network. sebagai contoh, 10.0.0.0, 172.16.0.0 dan 192.168.10.0.
- Alamat Broadcast : alamat yang digunakan oleh aplikasi dan host untuk mengirim informasi kesemua titik di dalamt jaringan. di sebut Alamat Broadcast. Contoh 255.255.255.255.yang berati semua jaringan, 172.16.255.255 yang berati semua subnet dan hots pada Network 172.16.0.0, dan 10.255.255.255. yang berati broadcats ke semua subnet dan hots pada jaringan 10.0.0.0
III. Subnetting dalam struktur jaringan
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
Perhitungan dalam Subnetting
Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah yaitu:
- Jumlah Subnet.
- Jumlah Host per Subnet.
- Blok Subnet.
- Alamat Host- Broadcast
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24 artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.
IV. Subnet Mask
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
V. Subnet menggunakan representasi Biner
Subnet mask adalah istilah teknologi informasi dalam bahasa Inggris yang mengacu kepada angka biner 32 bit yang digunakan untuk membedakan network ID dengan host ID, menunjukkan letak suatu host, apakah berada di jaringan lokal atau jaringan luar.
RFC 950 mendefinisikan penggunaan sebuah subnet mask yang disebut juga sebagai sebuah address mask sebagai sebuah nilai 32-bit yang digunakan untuk membedakan network identifier dari host identifier di dalam sebuah alamat IP. Bit-bit subnet mask yang didefinisikan, adalah sebagai berikut:
- Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh network identifier diset ke nilai 1.
- Semua bit yang ditujukan agar digunakan oleh host identifier diset ke nilai 0.
Kelas alamat | Subnet mask (biner) | Subnet mask (desimal) |
Kelas A | 11111111.00000000.00000000.00000000 | 255.0.0.0 |
Kelas B | 11111111.11111111.00000000.00000000 | 255.255.0.0 |
Kelas C | 11111111.11111111.11111111.00000000 | 255.255.255.0 |
Setiap host di dalam sebuah jaringan yang menggunakan TCP/IPmembutuhkan sebuah subnet mask meskipun berada di dalam sebuah jaringan dengan satu segmen saja. Entah itu subnet mask default (yang digunakan ketika memakai network identifier berbasis kelas) ataupun subnet mask yang dikustomisasi (yang digunakan ketika membuat sebuah subnet atau supernet) harus dikonfigurasikan di dalam setiap node TCP/IP.
VI. Proses dasar Subnetting
Proses Subnetting
± Menentukan subnet yang valid,
± Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet,
± Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask,
± Menentukan jumlah host per subnet,
± Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet
Misalkan disebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Misal kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu 255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Misalkan diperusahaan tersebut terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan subnet mask 255.255.255.128 (nilai subnet mask ini berbeda-beda tergantung berapa subnetwork yang akan kita buat) sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian sebagai berikut:
Network Divisi A
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.126
Broadcast Address : 192.168.1.127
Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.129
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing network maksimal terdiri dari 125 host (komputer). Masing-masing komputer dari subnetwork yang berbeda tidak akan bisa saling berkomunikasi sehingga meningkatkan security dan mengurangi terjadinya kongesti. Apabila dikehendaki agar beberapa komputer dari network yang berbeda tersebut dapat saling berkomunikasi maka kita harus menggunakan Router.
VII. VLSM (Variable Length Subnet Mask)
VLSM (Variable Length Subnet Mask) adalah sebuah cara pengelolaan pengalamatan IP yang lebih terstruktur dibandingkan sekedar menggunakan FLSM (Fixed Length Subnet Mask). Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, berbeda jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja. VLSM memiliki manfaat untuk mengurangi jumlah alamat yang terbuang.
Untuk lebih mudahnya sebagai contoh, kita akan menghitung alamat IP menggunakan VLSM dengan topologi sebagai berikut:
Pertama, kita cari host yang paling banyak digunakan. yaitu pada LAN4 dengan 58 Host, LAN1 (26 Host), LAN2 (10 Host), LAN3 (10 Host), dan masing2 WAN 2 Host. Disini diberikan IP 192.168.1.0/24, dan kita akan membaginya dengan VLSM.NetMask Desimal | NetMask Biner | Format CIDR | Jumlah Host |
255.255.255.0 | 11111111.11111111.11111111.00000000 | /24 | 254 |
255.255.255.128 | 11111111.11111111.11111111.10000000 | /25 | 126 |
255.255.255.192 | 11111111.11111111.11111111.11000000 | /26 | 62 |
255.255.255.224 | 11111111.11111111.11111111.11100000 | /27 | 30 |
255.255.255.240 | 11111111.11111111.11111111.11110000 | /28 | 14 |
255.255.255.248 | 11111111.11111111.11111111.11111000 | /29 | 6 |
255.255.255.252 | 11111111.11111111.11111111.11111100 | /30 | 2 |
1. Menghitung IP untuk LAN4 ( 58 Host )
Jika kita menggunakan /24 tentunya terlalu banyak Host yang tersisa (tdk digunakan), karena kita hanya butuh 58 Host. Kita tentukan subnet mask yang memiliki host lebih dari 58, dilihat dari tabel diatas yang terpenuhi adalah /26 (62 Host) dengan subnet 255.255.255.192.
berikut adalah peluang alamat IP yang digunakan dari /26:
Network | IP Range | Broadcast |
.0 | .1-.62 | .63 |
.64 | .65-.126 | .127 |
.128 | .129-.190 | .191 |
.192 | .193-.254 | .255 |
untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/26
Network 192.168.1.0
IP Range 192.168.1.1-192.168.1.62
Broadcast 192.168.1.63
2. Menghitung IP untuk LAN1 ( 26 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 26 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /27 (30 Host) dengan subnet 255.255.255.224.
Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.0/26 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.64/26. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.224.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/27):
Network | IP Range | Broadcast |
.64 | .65-.94 | .95 |
.96 | .97-.126 | .127 |
.128 | .129-.158 | .159 |
.160 | .161-.190 | .191 |
untuk 58 Host kita menggunakan IP Address 192.168.1.0/27
Network 192.168.1.64
IP Range 192.168.1.65-192.168.1.94
Broadcast 192.168.1.95
3. Menghitung IP untuk LAN3 ( 10 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 10 host lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /28 (14 Host) dengan subnet 255.255.255.240.
Karena diLAN4 telah menggunakan IP 192.168.1.64/27 , maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.96/27. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.240.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/28):
Network | IP Range | Broadcast |
.96 | .97-.110 | .111 |
.112 | .113-.126 | .127 |
.128 | .129-.142 | .143 |
.144 | .145-.158 | .159 |
Karena ada 2 LAN yang butuh 10 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28
Network 192.168.1.96
IP Range 192.168.1.97-192.168.1.110
Broadcast 192.168.1.111
Network 192.168.1.112
IP Range 192.168.1.113-192.168.1.126
Broadcast 192.168.1.127
4. Menghitung WAN untuk LAN2 dan LAN3 ( 2 Host )
Kita tentukan subnet mask yang memiliki 2 host atau lebih, dilihat dari tabel subnetting diatas yang terpenuhi adalah /30 (2 Host) dengan subnet 255.255.255.252.
Karena diLAN sebelumnya telah menggunakan IP 192.168.1.96/28 dan 192.168.1.112/28, maka kita akan menggunakan IP dibawahnya yang belum digunakan yaitu 192.168.1.128/28. seperti cara sebelumnya kita akan merubah subnet mask nya menjadi 255.255.255.252.
berikut kemungkinan IP yang digunakan (/30):
Network | IP Range | Broadcast |
.128 | .129-.130 | .131 |
.132 | .133-.134 | .135 |
.136 | .137-.138 | .139 |
.140 | .141-.142 | .143 |
.144 | .145-.146 | .147 |
Karena ada 3 WAN yang butuh 2 Host kita menggunakan IP address 192.168.1.128/30, 192.168.1.132/30 dan 192.168.136/30
Network 192.168.1.128
IP Range 192.168.1.129-192.168.1.130
Broadcast 192.168.1.131
Network 192.168.1.132
IP Range 192.168.1.133-192.168.1.134
Broadcast 192.168.1.135
Network 192.168.1.136
IP Range 192.168.1.137-192.168.1.138
Broadcast 192.168.1.139
VIII. Pengalamatan VLSM
Tabel Pengalamatan
Device | Interface | IP Address | Subnet Mask | Default Gateway |
R1 | Fa0/0 | 192.168.1.1 | 255.255.255.192 | N/A |
Fa0/1 | 192.168.1.65 | 255.255.255.192 | N/A | |
S0/0/0 | 192.168.1.225 | 255.255.255.252 | N/A | |
S0/0/1 | 192.168.1.229 | 255.255.255.252 | N/A | |
R2 | Fa0/0 | 192.168.1.129 | 255.255.255.224 | N/A |
Fa0/1 | 192.168.1.161 | 255.255.255.224 | N/A | |
S0/0/0 | 192.168.1.226 | 255.255.255.252 | N/A | |
S0/0/1 | 192.168.1.233 | 255.255.255.252 | N/A | |
R3 | Fa0/0 | 192.168.1.193 | 255.255.255.240 | N/A |
Fa0/1 | 192.168.1.209 | 255.255.255.240 | N/A | |
S0/0/0 | 192.168.1.234 | 255.255.255.252 | N/A | |
S0/0/1 | 192.168.1.230 | 255.255.255.252 | N/A |
- Menentukan jumlah subnet yang diperlukan.
- Menentukan jumlah host yang diperlukan untuk setiap subnet.
- Merancang skema pengalamatan yang sesuai menggunakan VLSM.
- Memasang masing-masing alamat dan pasangan subnet mask ke antarmuka peralatan.
- Menentukan penggunaan ruang alamat jaringan secara benar.
- LAN1-nya R1 akan membutuhkan 50 IP address untuk host-nya.
- LAN2-nya R1 akan membutuhkan 50 IP address untuk host-nya.
- LAN1-nya R2 akan membutuhkan 20 IP address untuk host-nya..
- LAN2-nya R2 akan membutuhkan 20 IP address untuk host-nya.
- LAN1-nya R3 akan membutuhkan 12 IP address untuk host-nya.
- LAN2-nya R3 akan membutuhkan 12 IP address untuk host-nya.
- Hubungan dari R1 ke R2 akan membutuhkan sebuah IP address untuk setiap akhir hubungan.
- Hubungan dari R1 ke R3 akan membutuhkan sebuah IP address untuk setiap akhir hubungan.
- Hubungan dari R2 ke R3 akan membutuhkan sebuah IP address untuk setiap akhir hubungan.
- Berapa sub-jaringan yang dibutuhkan? 9 sub-jaringan
- Berapakah jumlah alamat IP terbanyak yang diperlukan untuk sebuah sub-jaringan? 50 alamat
- Berapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap LAN-LAN-nya R1? 51 alamat
- Berapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap LAN-LAN-nya R2? 21 alamat
- Berapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap LAN-LAN-nya R3? 13 alamat
- Berapa banyak alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap WAN link antar router? 2 alamat
- Berapa jumlah keseluruhan alamat IP yang dibutuhkan? (51 x 2) + (21 x 2) + (13 x 2) + (2 x 3) = 176 alamat
- Berapa jumlah keseluruhan alamat IP yang tersedia pada jaringan 192.168.1.0/24? 254 alamat host yang valid
- Dapatkah kebutuhan pengalamatan jaringan terpenuhi jika menggunakan alamat jaringan 192.168.1.0/24? Dapat (butuh 176 alamat, tersedia 254 alamat)
Tugas 2: Merancang Skema Pengalamat IP
Langkah 1. Menghitung subnet untuk bagian jaringan terbesar berdasarkan informasi yang tersedia.
Pada kasus ini, dua LAN-nya R1 adalah sub-jaringan yang terbesar.
- Berapa banyak alamat IP yang diperlukan untuk setiap LAN? 51 alamat
- Apa ukuran subnet terkecil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini? /26
- Berapa jumlah alamat IP terbanyak yang bisa disediakan pada ukuran subnet ini? 62 alamat host yang valid
Langkah 2. Memasang subnet untuk LAN-LAN-nya R1.
Mulai pada awal jaringan 192.168.1.0/24.
- Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN1-nya R1.
- Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN1-nya R1.
Alamat Jaringan | Subnet Mask Desimal | Subnet Mask Biner | IP Address Pertama | IP Address Terakhir | Alamat Broadcast |
192.168.1.0 | 255.255.255.192 | /26 | 192.168.1.1 | 192.168.1.62 | 192.168.1.63 |
- Pasang subnet berikutnya yang tersedia untuk LAN2-nya R1.
- Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN2-nya R1.
Alamat Jaringan | Subnet Mask Desimal | Subnet Mask Biner | IP Address Pertama | IP Address Terakhir | Alamat Broadcast |
192.168.1.64 | 255.255.255.192 | /26 | 192.168.1.65 | 192.168.1.126 | 192.168.1.127 |
Langkah 3. Menghitung subnet untuk bagian jaringan terbesar berikutnya berdasarkan informasi yang tersedia
Pada kasus ini, dua LAN-nya R2 adalah sub-jaringan terbesar berikutnya.
- Berapa banyak alamat IP yang diperlukan untuk masing-masing LAN-nya? 21 alamat IP
- Apa ukuran subnet terkecil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini? / 27
- Berapa jumlah alamat IP terbanyak yang bisa disediakan pada ukuran subnet ini? 30 alamat host yang valid
Langkah 4. Memasang subnet untuk LAN-LAN-nya R2. Mulai dengan IP address setelah sub-jaringan LAN-nya R1.
- Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN1-nya R2.
- Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN1-nya R2.
Alamat Jaringan | Subnet Mask Desimal | Subnet Mask Biner | IP Address Pertama | IP Address Terakhir | Alamat Broadcast |
192.168.1.128 | 255.255.255.224 | /27 | 192.168.1.129 | 192.168.1.158 | 192.168.1.159 |
- Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN2-nya R2..
- Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN2-nya R2.
Alamat Jaringan | Subnet Mask Desimal | Subnet Mask Biner | IP Address Pertama | IP Address Terakhir | Alamat Broadcast |
192.168.1.160 | 255.255.255.224 | /27 | 192.168.1.161 | 192.168.1.190 | 192.168.1.191 |
Step 5. Menghitung subnet untuk bagian jaringan terbesar berikutnya berdasarkan informasi yang tersedia.
Pada kasus ini, dua LAN-nya R3 adalah sub-jaringan terbesar berikutnya.
- Berapa banyak alamat IP yang diperlukan untuk masing-masing LAN-nya? 13 alamat IP
- Apa ukuran subnet terkecil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini? / 28
- Berapa jumlah alamat IP terbanyak yang bisa disediakan pada ukuran subnet ini? 14 alamat host yang valid
Langkah 6. Memasang subnet untuk LAN-LAN-nya R3. Mulai dengan IP address setelah sub-jaringan LAN-nya R2.
- Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN1-nya R3.
- Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN1-nya R3.
Alamat Jaringan | Subnet Mask Desimal | Subnet Mask Biner | IP Address Pertama | IP Address Terakhir | Alamat Broadcast |
192.168.1.192 | 255.255.255.240 | /28 | 192.168.1.193 | 192.168.1.206 | 192.168.1.207 |
- Pasang subnet pertama yang tersedia untuk LAN2-nya R3..
- Isikan tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Subnet untuk LAN2-nya R3.
Alamat Jaringan | Subnet Mask Desimal | Subnet Mask Biner | IP Address Pertama | IP Address Terakhir | Alamat Broadcast |
192.168.1.208 | 255.255.255.240 | /28 | 192.168.1.209 | 192.168.1.222 | 192.168.1.223 |
Langkah 7. Menghitung subnet untuk hubungan antar router sesuai dengan informasi yang tersedia.
- Berapa banyaknya alamat IP yang dibutuhkan untuk setiap link? 2 alamat
- Apa ukuran subnet terkecil yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini? / 30
- Berapa jumlah alamat IP terbanyak yang bisa disediakan pada ukuran subnet ini? 2 alamat host yang valid
Langkah 8. Assign subnets to links. Start with the IP address following the R3 LAN subnets.
- Pasang subnet untuk hubungan antara router R1 dan router R2.
- Isilah tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Hubungan antara R1 dan R2.
Alamat Jaringan | Subnet Mask Desimal | Subnet Mask Biner | IP Address Pertama | IP Address Terakhir | Alamat Broadcast |
192.168.1.224 | 255.255.255.252 | /30 | 192.168.1.225 | 192.168.1.226 | 192.168.1.227 |
- Isilah tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Hubungan antara R1 dan R3.
Alamat Jaringan | Subnet Mask Desimal | Subnet Mask Biner | IP Address Pertama | IP Address Terakhir | Alamat Broadcast |
192.168.1.228 | 255.255.255.252 | /30 | 192.168.1.229 | 192.168.1.230 | 192.168.1.231 |
Alamat Jaringan | Subnet Mask Desimal | Subnet Mask Biner | IP Address Pertama | IP Address Terakhir | Alamat Broadcast |
192.168.1.232 | 255.255.255.252 | /30 | 192.168.1.233 | 192.168.1.234 | 192.168.1.235 |
Tugas 3: Pasang Alamat IP Pada Peralatan Jaringan Sesuai Dengan Alamat Untuk Antarmuka Peralatan.
Langkah 1. Pasanglah alamat-alamat untuk router R1 router.
- Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 1-nya R1 pada antarmuka LAN Fa0/0.
- Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 2-nya R1 pada antarmuka LAN Fa0/1.
- Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R1 dan R2 pada antarmuka S0/0/0.
- Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R1 dan R3 pada antarmuka S0/0/1.
Langkah 2. Pasanglah alamat-alamat untuk router R2 router.
- Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 1-nya R2 pada antarmuka LAN Fa0/0.
- Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 2-nya R2 pada antarmuka LAN Fa0/1.
- Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R2 dan R1 pada antarmuka S0/0/0.
- Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R2 dan R3 pada antarmuka S0/0/1.
Langkah 3. Pasanglah alamat-alamat untuk router R3 router.
- Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 1-nya R3 pada antarmuka LAN Fa0/0.
- Pasang alamat host pertama yang valid untuk sub-jaringan LAN 2-nya R3 pada antarmuka LAN Fa0/1.
- Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R3 dan R1 pada antarmuka S0/0/0.
- Pasang alamat host pertama yang valid untuk untuk hubungan antara R3 dan R2 pada antarmuka S0/0/1.
- Pasang subnet untuk hubungan antara router R1 dan router R3.
- Pasang subnet untuk hubungan antara router R2 dan router R3.
- Isilah tabel dibawah ini dengan informasi yang sesuai. Hubungan antara R2 dan R3.
Tujuan Pembelajaran
Pendahuluan :
Pada praktikum ini, Anda diberikan alamat jaringan 192.168.1.0/24 untuk dibagi menjadi beberapa sub-jaringan dan disediakan untuk pengalamatan IP bagi jaringan yang nampak pada Gambar Topologi. VLSM akan digunakan sehingga kebutuhan pengalamatan dapat terpenuhi menggunakan jaringan 192.168.1.0/24. Kebutuhan pengalamatan pada jaringan ini meliputi :
Tugas 1: Menentukan Kebutuhan Jaringan.
Tentukan kebutuhan jaringan dan jawablah pertanyaan dibawah ini. Ingat bahwa IP address juga diburuhkan untuk setiap antarmuka LAN pada setiap router.
IX. Classless Routing dan CIDR
Classful Routing Protocol adalah penerapan subnet secara penuh atau default. /24,/16,/8
artinya penggunaan kelas full dikonsep ini. Classful routing protocols juga ialah suatu protocol dimana protokol ini tidak ‘membawa’ routing mask information ketika update routing atau routing advertisements. Ia hanya membawa informasi ip-address saja, dan menggunakan informasi default mask sebagai mask-nya. Dynamic routing Classfull : Rip V1, IGRP. Classfull merupakan metode pembagian IP address berdasarkan kelas IP address ( yang berjumlah sekitar 4 milyar ) dibagi kedalam lima kelas yakni:
Address kelasA
1 bit pertama IP Address-nya“0”
Address kelas B
2 bit pertama IP Address-nya“10”
Address kelas C
3 bit pertama IP Address-nya“110”
Address kelas D
4 bit pertama IP Address-nya“1110”
Address kelas E
4 bit pertama IP Address-nya“1111”
Kelebihan :
- tidak perlu menyertakan subnetmask pada update routing
- Tidak mendukung vlsm
- ketidakmampuanuntunk mendukung jaringan discontiguous.
- Distance Vector Routing Protocol
- Menggunakan metric yaitu hop count
- Maximum hop count adalah 15. 16 dianggap sebagai unreachable
- Mengirimkan update secara periodic setiap 30 sec
- Mengirimkan update secara broadcast ke 255.255.255.255
- Mendukung 4 path Load Balancing secara default maximumnya adalah 6
- Menjalankan auto summary secara default
- Paket update RIP yang dikirimkan bejenis UDP dengan nomor port 520
- Bisa mengirimkan paket update RIP v.1 dan bisa menerima paket update RIP v.1 dan v.2
- Berjenis classful routing protocol sehingga tidak menyertakan subject mask dalam paket update.Akibatnya RIP v.1 tidak mendukung VLSM dan CIDR.
- Mempunyai AD 120
- Menggunakan metode Triggered Update.
- RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing.
- Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
- Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.
- Jumlah host Terbatas
- RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
- RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
- Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada
- hanya mendukung routing classfull
- tidak ada info subnet yang dimasukkan dalam perbaikan routing
- tidak mendukung VLSM (Variabel Length Subnet Mask)
- perbaikan routing broadcast
- IGRP tidak meningkatkan fitur konvergensi dan efesien pengopersaian sinyal
- IGRP dan EIGRP saling kompatibel memberikan interoperability tanpa batas dengan ruter IGRP
- IGRP tidak mendukung multiprotocol
- IGRP mempunyai hop count sampai 255
- IGRP menggunakan metrik yang panjangnya 32 bit, yang memberi faktor skala256([10000000/BW]*2560
Kekurangan classfull routing protocol :
jenis-jenis Classful Routing Protocol :
RIP V1(Routing Information Protocol)
RIP merupakan routing information protokol yang memberikan routing table berdasarkan router yang terhubung langsung, Kemudian router selanjutnya akan memberikan informasi router selanjutnya yang terhubung langsung dengan itu. Adapun informasi yang dipertukarkan oleh RIP yaitu : Host, network, subnet, rutedefault.
IGRP
The Interior Gateway Routing Protocol (IGRP) adalah sebuah routing protocol berpemilik yang dikembangkan pada pertengahan tahun 1980-an oleh Cisco Systems, Inc Cisco tujuan utama dalam menciptakan IGRP adalah untuk menyediakan protokol yang kuat untuk routing dalam sistem otonomi (AS). IGRP memiliki hop maksimum 255, tetapi defaultnya adalah 100. IGRP menggunakan bandwidth dan garis menunda secara default untuk menentukan rute terbaik dalam sebuah internetwork (Composite Metrik).
Pada IGRP ini routing dlakukan secara matematik berdasarkan jarak. Untuk itu pada IGRP ini sudah mempertimbangkan hal berikut sebelum mengambil keputusan jalur mana yang akan ditempuh. Adapun hal yang harus diperhatikan : load, delay,bandwitdh, realibility.